12 Mei 2009

Akhir Sedih Sebuah Kisah Cinta

Pada saat Indra mengalami kebutaan tepatnya saat ia berusia 15 tahun, Indra tidak lagi menjadi pria periang yang dikenal dekat dengan banyak wanita. Pada kelas 3 SMP, Indra mulai berhenti dari sekolah. Tapi akibat dorongan dan semangat keluarga akhirnya Indra mulai menyelesaikan studinya di sekolah umum yang dapat menerima kekurangannya. Setelah lulus SMA, Indra bertemu dengan sesosok wanita yang sangat ia idamkan karena wanita tersebut selalu memberinya motivasi dan dorongan hidup. Indra dan Monika, wanita itu, menjalin hubungan asmara. Mereka berdua begitu bahagia, meskipun masih sering pikiran - pikiran negatif berkecamuk di benak Indra. Ia pun bertanya pada Monika, "Sayang, apa benar kau mencintaiku?". Dengan senyuman, Monika menjawab "Tentu sayang. Kau adalah hidupku. Aku akan selalu mencintaimu". Namun kata - kata Monika belum mampu membuat Indra merasa lega. Iapun bertanya lagi, "Sayang, apa yang kau harapkan dariku yang buta ini?". Monika memeluk erat Indra dan berbisik "Aku ingin kau selalu ada disampingku dan selalu menyayangiku seperti hari ini". Saat itu Indra benar - benar merasa yakin bahwa Monika sangat mencintai dirinya sehingga keraguannya hilang dalam sekejap.
Pada suatu hari, Indra mengatakan pada Monika bahwa ia ingin menikahi Monika secepatnya dan Indra mengutarakan keinginannya untuk melakukan operasi. "Sayang, aku akan melakukan pencangkokan mata. Aku ingin segera bisa melihatmu dan menikahimu. Aku tak ingin kehilangan dirimu selamanya".

Singkat cerita, pencangkokan mata yang dilakukan oleh Indra berakhir sukses. Indra kembali dapat melihat dunia setelah 14 tahun hidup dalam kegelapan. Indra tak sabar ingin menemui Monika, kekasih dan calon pendamping hidupnya. Indra ingin menyampaikan kabar gembira bahwa ia sudah bisa melihat dan ia tak lagi cacat. Setelah lama mencari, akhirnya Indra menemukan gadis pujaannya itu. Namun apa yang dilihatnya kala itu sungguh diluar dugaan. Indra tak menyangka bahwa Monika adalah gadis buta, sama seperti dirinya sebelum melakukan operasi. Ia merasa dikhianati karena selama ini Monika lah yang menuntunnya, tapi tak pernah sekalipun Monika mengatakan bahwa ia adalah gadis buta. Indra sangat kecewa. Ia begitu menyesal dengan sikap Monika selama ini. Keterkejutan Indra membuat Monika bertanya, "Kenapa kau menangis, sayang?". Indra menjawab "Aku sedih karena ternyata aku tidak bisa menikahimu". "Kenapa kau tidak bisa menikahiku? Padahal kau berjanji akan menikahiku, bahkan kau tak sabar ingin segera menikah", tanya Monika. Lalu Indra menjawab, "Maafkan aku.. Tapi kau Buta, Monika. Aku tak bisa menerimanya". Monikapun geram. Dengan menangis ia berkata dengan nada tinggi "Tapi Indra, sebelumnya kau juga buta, dan aku bisa menerimamu dan mencintaimu apa adanya. Kenapa kau tak bisa? Ini tak adil, Indra. Ini sungguh tak adil. Kau pengecut!". Namun nada tinggi Monika ternyata tak meluluhkan hati Indra. Indra tetap bersikeras tak ingin menikahi Monika, dan ia pergi meninggalkan Monika dalam kesedihan yang teramat dalam.
Keputusan Indra untuk meninggalkannya sungguh telah melukai sudut hatinya yang terdalam. Monika tak sanggup lagi berpikir, dan ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Sementara itu, saat Indra kembali ke rumahnya, ia menemukan sepucuk surat yang tertulis tanggal 12 Februari 2005, tanggal dimana ia melakukan pencangkokan mata. Disitu tertera kalimat pendek yang berisi, "Maafkan aku sayang. Tak ada yang dapat kulakukan untukmu selain menyumbangkan kedua mataku ini agar kau bisa kembali melihat dunia dan mewujudkan mimpimu, mimpi agar kau bisa melihat wajahku. Aku sudah merasa puas melihat wajahmu. Meskipun aku tak lagi dapat melihat, tapi wajahmu sudah tersimpan di dalam hatiku dan akan selalu kuingat. Aku mencintaimu, sayang".
Sepucuk surat itu bagaikan sebuah belati tajam yang menusuk dadanya. Ia ingin menemui Monika dan memeluknya, mengatakan bahwa ia sungguh mencintai Monika. Tapi ia sudah terlambat….

0 komentar:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Cars Picture. Powered by Blogger